Kamis, 12 Desember 2013

Diskriminasi Guru Honorer




GURU honorer yang teranulir menjadi pegawai negeri sipil di Jateng, membutuhkan perlindungan. Sebab, hingga saat ini nasib mereka masih terkatung-katung. Ketidakjelasan 1.125 guru honorer di Jateng yang gagal menjadi PNS sesuai dengan janji pemerintah adalah bukti adanya diskriminasi.

Salah satu isi Surat Edaran Menpan No 5 Tahun 2010 merupakan ganjalan diangkatnya guru honorer. Di mana di dalam SE tersebut disyaratkan guru honorer yang bisa diangkat menjadi PNS adalah tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai oleh APBN atau APBD dengan kreteria diangkat pejabat berwenang, bekerja di instansi pemerintah, dan masa kerja minimal setahun pada 31 Desember 2005.

Persyaratan tersebut membuat posisi guru honorer kian terpojok. Sebab, selama ini SK pengangkatan guru honorer di Jawa Tengah kebanyakan berasal dari kepala sekolah, bukan dari pejabat yang berwenang, misalnya Dinas Pendidikan. Dengan kata lain, secara tidak langsung SE Menpan tersebut justru menjadi bukti keberadaan para guru honorer terbaikan.
Diprioritaskan Untuk menyikapi masalah itu, ada baiknya tahun ini pemerintah lewat Kemenpan harus memprioritaskan pengangkatan guru honorer yang teranulir tersebut. Caranya dengan mengurangi jatah CPNS dari formasi umum untuk kemudian dialokasikan kepada guru honorer yang teranulir.

Selain itu, pemerintah daerah juga ikut andil dalam meringankan beban hidup para guru honorer yang teranulir tersebut. Caranya dengan mengalokasikan dana tambahan dari APBD untuk menambah gaji guru honorer supaya lebih layak. Tujuannya agar kehidupan mereka lebih sejahtera dan fokus dalam mendidik anak-anak di sekolah.

Tak kalah penting, supaya tidak ada lagi berita tentang guru honorer sehabis mengajar di sekolah menjadi tukang ojek ataupun kuli bangunan demi memenuhi kebutuhan hidup.(75)


http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/02/17/137167/Diskriminasi-Guru-Honorer

Ajaib! Bayi Lahir dengan memiliki dua gigi


Middlesbrough, Inggris, Bayi yang baru lahir umumnya tidak memiliki gigi dan gigi tersebut baru akan tumbuh ketika ia berusia sekitar 6 bulan. Namun di Middlesbrough, Inggris, lahir seorang bayi perempuan bernama Eva Faith. Hebatnya, bayi ini lahir dalam kondisi sudah memiliki dua gigi depan.

Ibu Eva, Vicki Griffiths (26) mengaku sangat terkejut dengan kondisi bayinya. Vicki yang sebelumnya berencana memberikan ASI eksklusif bahkan berubah pikiran dan akan mempertimbangkan kembali keputusannya tersebut, seperti dilansir Daily Mail, Jumat (20/9/2013).

Eva lahir dengan sehat dan berbobot 3 kg di James Cook University Hospital, Middlesbrough. Awalnya tak seorang pun dari para perawat dan bidan yang menyadari bahwa bayi mungil ini sudah memiliki gigi. Ayah Eva, Steven, merupakan orang pertama yang menyadarinya. 

"Ketika saya kembali ke ruangan, Steven mengatakan bahwa anak kami memiliki gigi. Saya awalnya tidak percaya dan hanya tertawa, namun kemudian ia memperlihatkannya dan saya benar-benar terkejut," ujar Vicki. 

Tak hanya Vicki dan Steven saja yang terkejut atas kondisi Eva. Para perawat dan bidan pun merasa tak percaya. 

"Saya terus bertanya pada perawat dan bidan apakah mungkin saat ini Eva merasa kesakitan akibat pertumbuhan giginya tersebut, namun tak satupun dari mereka yang bisa menjawab," tutur Vicki. 

Ketika kemudian Vicki dan Eva diperbolehkan keluar dari rumah sakit, Vicki kemudian menemui dokter pribadinya. Dokter tersebut mengungkapkan bahwa ia pun tidak pernah menemui kasus seperti ini sebelumnya. Bahkan bidan dengan pengalaman selama 25 tahun pun tak pernah melihat kasus seperti Eva. 

Pada awalnya Vicki berpikir untuk melakukan sesuatu pada gigi Eva karena khawatir ia bisa tersedak. Namun dokter anak yang memeriksa Eva mengungkapkan bahwa kondisi Eva cukup stabil dan tidak ditemukan ada masalah, sehingga Eva tidak diberikan tindakan medis apapun terkait pertumbuhan giginya. Kini Eva sudah berada di rumahnya bersama orang tua dan kakak-kakaknya, Elizabeth (7) dan Emily (5), di Redcar, Cleveland.(ajg/vit)